Selasa, 15 November 2011

“Bertindak Lokal, Menangis Global”

 
Saya tidak tahu persis apa maksud think globally, act locally.
Seorang teman. Tinggalnya di Pondok Indah. Ia sangat suka wayang dan keris. Ia juga suka bertirakat ala Jawa. Namun hampir tiga harian ibu-ibu separo baya itu tak keluar kamar karena menangis ketika bintang global Freddie Mercury wafat.
Apa nama untuk airmata seduka itu?. Berkelakuan lokal, bersedih global?.

“Ketika Sambal Belum Berubah...”

Pas saya lagi menggebu pingin perubahan besar-besaran di negeri ini, teman ngakak. "Bukannya perubahan itu sudah terjadi di mana-mana tanpa kamu inginkan, tanpa kamu gembar-gemborkan?" ujarnya masih terkekeh-kekeh.
Betul juga ya. Betapa segala memang telah berubah. Dulu namanya socmed alias social media berlangsung di sumur. Di situ para tetangga berkumpul. Mereka ngobrol ngalor-ngidul sambil nyuci piring, baju, popok, atau sekadar menimba air untuk bak mandinya masing-masing.

Minggu, 04 September 2011

Twit: #PacaranMaTuhan.


Ya ampuuunn..!!! Aku serius ngomong soal cinta sejati itu cinta ke Tuhan, pacaran sama Tuhan, malah diketawain sama tweeps, jiaaaanncuuk!!!.

Kalau kamu sayang sama Tuhan yang Maha Asyik, mestinya kan menjadikan dirimu sebagai eksekutor kehendak Tuhan di dunia?!.

Tuhan kan nggak mungkin langsung sedekah ke orang-orang, ya kalianlah sedekah duit kalau punya duit, sedekah ilmu, sedekah senyum.

Rabu, 31 Agustus 2011

Tubuhmu, Hewanmu, Jiwamu...


Selain Naga Bonar, yang saya ingat dari penulis skenario Asrul Sani adalah kutipannya tentang tubuh. Sastrawan itu mengingatkan bahwa tubuh kita salah-salah justru menjadi beban kita.
Dalam bayangan saya, tubuh tak harus berarti badan. Itu bisa berupa benda-benda di luar raga namun kita rasakan terkait erat dengan diri kita. Misalnya mobil, rumah dan perabotan di dalamnya. Karena terkait erat, kita lalu senantiasa cemas meninggalkannya.
Saya teringat film First Knight yang dibintangi Sean Connery sebagai raja. Sang raja melihat seorang ksatria yang tak punya rumah, tak punya kekasih... tak punya apa-apa. Pantas, menurut raja, pemuda itu tak takut meninggalkan apa-apa. Ia tak takut mati. Bahkan mungkin ksatria yang diperankan oleh Richard Gere itu tak merasa memiliki tubuhnya sendiri.

Rabu, 20 Juli 2011

“Ge-Er Jadi Sokrates Di Tengah Pasar”


Setiap dengar kata "pasar", nama Sokrates selalu muncul di benak saya. Kabarnya filsuf besar Yunani itu kerjaannya cuma nongkrong di pasar. Di situ ia tidak menjajakan pendapat kepada kerumunan. Kerjanya justru cuma bertanya. Dan pertanyaannya tentang apa pun di dalam hidup.

Dari tanya sana-sini di pasar itulah lahir gagasan-gagasan baru suatu kaum dan zaman.

Barangkali karena pertanyaan Sokrates beda kelas dibanding pertanyaan-pertanyaan saya yang asal njeplak. Guru kita dahulu sering berujar, di dalam pertanyaan yang benar akan sudah terkandung 90 persen jawaban. Jawaban inilah yang membentuk gagasan suatu masa.

Jumat, 24 Juni 2011

“Masih Enakan Jakarta Kok…”


Mari nurutin pendapat temen yang ahli ekologi. Hidup matinya kota tidak tergantung pada sering atau jarangnya kebakaran maupun banjir. 

Berapa kalipun banjir dalam sehari, berapa kalipun kebakaran dalam setengah hari, berapa kalipun orang akan termehek-mehek menyambut semua itu, mereka akan tetap ogah eksodus asalkan kota itu masih menghidupinya.

Mungkin karena itu Saya dan Anda semuanya masih mau-maunya tinggal di Ibukota.

Selasa, 21 Juni 2011

“Sori, Aku Lagi ‘Of’ Sebagai Manusia.”


Ngomong-ngomong soal liburan, kayaknya semua profesi ada liburnya deh. Bahkan dokter yang paling penting pun. Misalnya, yang piawai ngerjain operasi berat, mereka berhak libur. Paling cuma diwajibkan terus nyalain handphone agar kalau ada pasien dadakan si ahli ini masih bisa dikontak. Tak peduli ia sedang cuti atau leyeh-leyeh di mana. 

Dan karena maling juga ada liburnya, tentu polisi lebih-lebih boleh punya libur. Pencurian mungkin yang nggak pernah prei. Satu maling pakansi, maling yang lain beroperasi. Tak henti-benti. Tapi polisi kan juga bisa gantian bertugas tak putus-putus. Polisi yang tak bertugas bisa jalan-jalan ma anak cucu.

Rabu, 08 Juni 2011

Biarkan Lelakimu Tetap Kanak-kanak



Anak-anak kecil, dimana pun, selalu menarik buat Saya, apalagi kalau ibunya cantik. Tapi kanak-kanak juga seringkali mengingatkan Saya ke beberapa nama besar, terutama Thomas Alfa Edison.

Kalau si Al, panggilan Alfa Edison, tidak kekanak-kanakan, mungkin sampai sekarang kita tak kunjung menikmati listrik dan lampunya. Ingat kan? Orang yang kerap dikeluarin dari sekolah ini adalah anak-anak yang abadi. Suatu hari ia mengerami telur ayam!.

Kamis, 21 April 2011

Liburan Jangan Jadi Obsesi


Lebih abadian mana sih?. Keluarga atau karir?. Lebih mengabadikan keluarga, maka selalu mengedepankan kepentingan keluarga di atas karir. Menyertai liburan anak-anak adalah keharusan, bisa mengalahkan urusan kerjaan.

Lebih ngejabanin karir, berarti sudah siap dengan kekecewaan keluarga termasuk anak-anak. Misalnya, tak terlalu ambil pusing apa mereka kecewa atas acara liburan yang tiba-tiba batal karena motor keluarga masih harus suntuk di dunia kerja.

Liburan Di Rumah Sendiri


Inti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan.
Eiffel mengherankan?. Cobalah Anda berumah di menara itu. Saban hari bangun tidur... tidur lagi ya di menara di Paris itu. Bertahun-tahun. Pasti Anda yang ganti heran, mengapa jutaan manusia pada heran ke menara itu sampai mau-maunya datang berduyun-duyun?.
Inti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan. Apa pun, sepanjang belum pernah Anda lakukan atau alami, mungkin itulah wisata.

Senin, 18 April 2011

Jakarta, Tanah Tandus Cintaku


Kita serumah dengan orang yang bernama “Jakarta”. Katakanlah kita kawin. Tak cerai-cerai jua. Berkali-kali kita pingin meninggalkan orang yang sialan dan bawaannya bikin marah serta bikin pusing itu. Tapi kita tak kunjung pisah.

Mungkin kita abadi serumah dengan “Jakarta” karena sudah tak punya pilihan lain. Ibarat bertahannya pernikahan pada umumnya. Bisa karena mempertahankan kumpul ama anak-anak. Bisa karena sharing harta. Bisa pula karena gengsi.

Tak Ada Salahnya Jadi Kaum Optimis


Saya dulu entah pas SD atau TK seneng main kaleng susu buat asyik-asyik sendiri. Biasanya kaleng-kaleng itu saya tengkurapkan dengan susunan persis kayak drum. Saya membayangkan diri seorang Muri, drummer Koes Plus. Saya nyanyikan lagu-lagu dari kelompok legendaris tersebut. Yang paling sering itu Kolam Susu.
...Orang bilang tanah kita tanah surga...
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman...
Belakangan saya baru sadar, ah suasana serba enak yang dilukiskan oleh Koes Plus itu jadi bumerang. Konon karena kesuburan alam yang kayak begitulah maka orang Indonesia jadi pemalas dan pada akhirnya gampang dijajah. Bandingkan dengan Jepang dan negara-negara di Eropa.

Kamis, 14 April 2011

Perempuan, Piring Terbang, UFO


Ponokawan Semar pernah berkata, "Tahukah kau pekerjaan paling sia-sia di muka bumi?. Itulah... memberi nasihat kepada orang-orang yang lagi jatuh cinta."

Dari pesan dewa Ismaya yang ngejawantah jadi Semar itu, saya sering ndak habis pikir. Kenapa kok nasihat pernikahan dituturkan justru pas manusia sudah dilanda cinta?. Lebih sering pesan-pesan malah diwedarkan saat pasangan sudah dalam taraf upacara pernikahan?.

Dalam kobaran api asmara, siapa pun tak akan sanggup berpikir bening. Semar benar. Masih menggebu-gebunya gairah menikah akan mengeruhkan pikiran jernih. Sangat percuma ngasih petunjuk buat orang-orang yang sudah ngebet pingin nikah.

Rabu, 13 April 2011

Masih Ngegosip Berarti Masih Peduli


Kearifan lokal yang menyebut bahwa seluruh omongan kita terekam di alam fana, tidak lenyap begitu saja, sebagian terbukti setelah muncul zaman facebook, twitter dan lain-lain dunia Luna Maya. Maksud saya dunia maya yang juga kerap dipakai oleh Luna bahkan pernah membuat kekasih Ariel itu repot menghadapi koalisi infotainment.
Ya, seluruh omongan kita tercatat. Sama dengan zaman Koes Plus, ABBA, Beatles... masa rambut gondrong belah pinggir dan celana gombrang dengan sisir di saku. Bedanya, pada era Bob Dylan dan kawan-kawan itu omongan kita ditranskrip oleh alam. Pada dekade Saiful Jamil ini tutur kata kita di-record oleh sistem informasi dan transaksi elektronik.

Jumat, 08 April 2011

Cukup dan Cantik, dan Cukup Cantik


Cantik tak ada ukuran pastinya. Cukup cantik juga kayak gitu. Tapi umumnya kita langsung sepakat apa seseorang memenuhi kaidah cantik, cukup cantik, atau belum masuk kriteria itu. 

Sampeyan lihat ada sekelompok manusia tampak berdebat kusir entah di kafe entah di mana?. Pasti gara-garanya bukan soal apakah seseorang cantik atau tidak.

Mungkin soal jumlah partai politik. Ada yang bilang cukup. Terlalu sedikit. Atau justru kurang banyak. Nanggung cuma di bawah angka 50.

Selasa, 05 April 2011

Fashion 'kan Cuma Soal Kontras


Setiap kali bicara fashion, kenangan saya sering seketika nempel pada Ibu Sawitri. Almarhumah adalah penari tradisional gaya Cirebon yang kerap tampil diundang banyak pihak di manca negara.

Mungkin karena dalam pertemuan pertama saya dengan beliau di Kota Udang itu, sepuluh tahunan lampau, ada perancang busana Samuel Wattimena. Insan fashion ini tertarik akan tari dan motif kostum orang “Cerbon”.

Tapi mungkin pula, fashion selalu menggotong saya ke almarhumah Sawitri karena, bagi saya, tari tradisional Cirebon-lah contoh paling bagus dalam mengajarkan kontras yang bisa dikaitkan dengan fashion.

Jumat, 01 April 2011

Cinta… Senyum… Harapan…


“Cinta sudah tentu tak bisa menghilangkan rasa takutmu. Tapi, tiap kali ketakutan itu datang, cinta akan sanggup membuatmu melupakan ketakutan itu.”

Ada yang lalu menanggapi syair tersebut, orang mau sarapan perlu duit. Harapan tidak bisa dipakai untuk membayar sarapan. Ya, tapi harapan kan setidaknya bisa menjadi tenaga buat tersenyum? Dengan tersenyum, bukankah daya tahan kita jadi lebih lama?.

Harapan menimbulkan senyum atau senyum membersitkan harapan? Ah, saya ndak ahli soal begituan. Tapi teman yang saya jumpai di Bandara Juanda, seorang motivator dan pengusaha liur lebah, bilang bahwa senyum juga dapat menerbitkan harapan. Apa pun, tahun depan kita tidak ingin kehilangan harapan. Tahun depan kita tidak ingin kehilangan senyum.

Selasa, 22 Maret 2011

Kalau Anjing Bisa “Ngomong”


Saya tanya ke anjing. Kamu cinta nggak ma manusia? Anjing menjawab: Ah lo pura-pura kagak ngarti ya?.

Bukan gitu. Persoalannya saya kurang yakin aja. Saya cuma pernah dengar. Di Jepang, di depan suatu stasiun kereta api, ada saudaramu yang lama bengong di situ. Nggak mau makan-minum. Menunggu karib manusianya pulang. Ternyata manusia itu curang. Dia nggak pernah pulang. Anjing itu pun mati di depan stasiun. Iya, kan?.

“Ah, guk guk guk…sebenarnya legenda besar itu cuma contoh kecil dari besarnya cinta kami pada manusia…guk guk guk…”

JODOH, ANAK, KARYA


Sampingan lumayan sering yang saya lakoni sebagai dalang tuh ngasih nama bayi. Misalnya kayak kejadian terakhir di Malang. Abis panitia simbolis menyerahkan wayang ke saya, pertunjukan mau dimulai, di tepi pentas seorang bapak-bapak nyamperin minta nama bayi.
Biasanya saya menanggapinya serius. Lain halnya kalau permintaan itu via email maupun twitter. Saya jawab guyon aja dan malah balik nanya, "Kamu nanya-nanya nama bayi segala, emang jodohmu sudah ada?" Kadang di luar dugaan ada yang balasannya kelakar pula. "Ya itulah persoalannya, Ki. Jodoh saya belum saya temukan. Apa jodoh saya sudah mati ya...?".

Senin, 21 Maret 2011

Karena Engkau Pernah Tersenyum Di Sana…


Mustahil suatu hal terjadi atau berlangsung hanya karena satu sebab. Rasanya dalil ini juga berlaku jika sebuah tempat mengesankan kita. Tak mungkin kita mengenangnya hanya lantaran satu sebab, misalnya lantaran tempat itu legendaris.

Sebelum tol Jakarta-Bandung selesai, semasih jalur Puncak nyaris menjadi satu-satunya cara orang-orang Jakarta melintas ke Bandung, Istana Cipanas berkali-kali tampak. Apakah peristirahatan presiden dan para tamunya itu mengesankan? Belum tentu.

Jumat, 18 Maret 2011

GURU BANGSA KECIL-KECILAN

Bung Karno maunya serba lekas. Kalau nuruti dia, pingin sejajar Amrik, sekarang juga kita bisa bangkit sejajar. Logika Bung Hatta lain lagi. Perlahan tapi pasti. Pendidikan menjadi jalurnya.
Artinya, sekarang kita baru mulai siap-siap. Didik anak-anak untuk tidak bermental rendah diri. Kita mulai bikin kokoh mental mereka sejak usia dini untuk kelak merasa semartabat Washington, Beijing, London, Singapura,Tokyo dan lain-lain.

Rabu, 16 Maret 2011

BELAJAR KEARIFAN BUDAYA UNTUK MEMBACA BENCANA

Budaya masyarakat biasanya menyesuaikan dengan alam. Budaya adalah kearifan lokal yang bisa dijadikan cara atau alat untuk menyelamatkan diri dari bencana alam. Misalnya bencana tsunami di Aceh 2004. Di Simeulue, Aceh kenapa korban yang jatuh di daerah tersebut relatif kecil jika dibandingkan dengan wilayah lain?

Selasa, 15 Maret 2011

Temples Of The Kama Sutra

kamasutra 1
Seratus enam puluh tahun yang lalu di hutan sebelah utara India, reruntuhan dari kota besar yang hilang ditemukan. Ditengahnya ada komplek Kuil paling rumit yang pernah ditemukan di India. Meski dielu-elukan sebagai karya terbesar dalam seni dan arsitektur, namun kuil tersebut melanggar sopan santun masyarakat yang telah beradab. Sebab tembok kuil dipenuhi dengan gambaran seks paling eksplisit di dunia.
Di tempat bangunan itu berdiri, tepatnya di bukit sebelah Utara India, dimana sungai membelah di tengahnya, dahulu pernah berdiri dinasti yang besar. Selama 300 tahun mereka hidup makmur. Di suatu tempat yang disebut Khajuraho inilah mereka membangun gedung pemerintahan dan beberapa kuil terbesar yang pernah ada di India. Yang membuat Khajuraho ini sangat menarik wisatawan mancanegara adalah susunan mengagumkan dari ukiran-ukiran erotik. Sangat jelas ditampilkan setiap posisi seks yang dapat dibayangkan yaitu pertunjukan seks di abad pertengahan. Meski diukir ribuan tahun yang lalu, ukiran-ukiran ini masih memiliki kekuatan untuk membuat malu dan membangkitkan gairah. Dunia arkeologi hingga saat ini belum benar-benar mendapat jawaban yang memuaskan mengenai asal-usul pembuatan kuil-kuil ini. Mengapa di tempat suci kepercayaan mereka bisa terpasang relief-relief seperti ini?

Selasa, 08 Maret 2011

Kisah Howard Schultz Si Juragan STARBUCKS


“Secangkir kopi satu setengah dolar? Gila! Siapa yang mau?. Ya ampun, apakah Anda kira ini akan berhasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah mengeluarkan satu setengah dolar untuk kopi.”
            Itulah salah satu sindiran dan penolakan yang diterima Howard, saat menelurkan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks. Ide Howard dianggap gila oleh 217 orang. MENYERAH? Atau malah BERGAIRAH? Jika pilihan terakhir ini yang Anda lakukan, barangkali suatu saat, sebuah impian membuat bisnis kelas dunia bisa jadi milik Anda.

Senin, 07 Maret 2011

Kisah Oei Hui Lan


Ternyata selama ini kita telah melupakan sejarah, bahwa di Jaman sebelum lahirnya Kartini. Ada putri Indonesia yang sangat begitu berpengaruh terhadap dunia. Dialah Oei Hui Lan atau dikenal dengan sebutan Madame Wellington Koo. Hui Lan adalah putri kelahiran semarang pada tahun 1889 ini adalah putri kedua dari keturunan perantau bernama Oei Tiong Ham. Oei Tiong Ham sendiri adalah orang terkaya di Asia Tenggara di tahun itu. Dia menjadi tonggak sejarah perubahaan bangsa Cina di bumi nusantara sebagai orang pertama yang berani melepas kuncil di rambut. Sejak saat itu banyak penduduk cina di nusantara berambut cepak dan bergaya eropa. Pengaruh Hui Lan sendiri saat era Perang dunia pertama sangat dominan. Ia menikah dengan Wellington Koo salah satu duta besar China yang pada saat itu sedang babak belur di hajar Jepang. Hui Lan adalah Putri Indonesia pertama yang mampu secara fasih melafazkan bahasa Belanda, English dan Francis. Ia menjadi orang yang berada disamping kemerdekaan China saat melepas Shantung dari penjajahan Jepang.

Senin, 28 Februari 2011

"Saya Narsis. Anda???"


Pengertian Narsis

Pakar psikoanalisis, Sigmund Freud, dalam artikel On Narcissism, An Introduction mencoba membedakan cara laki-laki dan perempuan jatuh cinta. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa laki-laki dalam masa perkembangan, oedipal meletakkan dasar cinta kasihnya pada keeratan ikatan emosional dengan kasih ibu pada masa kanak-kanak yang terbentuk manakala ibu memuaskan kebutuhan narsistiknya melalui perawatan ibu. Dengan demikian, laki-laki akan memilih objek cinta kasihnya berdasar pada cara ibu yang tanpa pamrih melayani, merawat, dan memenuhi kebutuhannya. Biasanya, masa kecil pribadi narsistik ditandai oleh pemanjaan berlebihan dari ibu, terlampau disanjung dan dibanggakan berlebihan. Seorang narsistik akan menunjukkan perilaku self-centered, kecuali itu kebutuhannya adalah yang terpenting.


Sedangkan Fromm berpendapat, narsisme merupakan kondisi pengalaman seseorang yang dia rasakan sebagai sesuatu yang benar-benar nyata hanyalah tubuhnya, kebutuhannya, perasaannya, pikirannya, serta benda atau orang-orang yang masih ada hubungan dengannya. Sebaliknya, orang atau kelompok lain yang tidak menjadi bagiannya senatiasa dianggap tidak nyata, inferior, tidak memiliki arti, dan karenanya tidak perlu dihiraukan. Bahkan, ketika yang lain itu dianggap sebagai ancaman, apa pun bisa dilakukan, melalui agresi sekalipun.