Kamis, 21 April 2011

Liburan Jangan Jadi Obsesi


Lebih abadian mana sih?. Keluarga atau karir?. Lebih mengabadikan keluarga, maka selalu mengedepankan kepentingan keluarga di atas karir. Menyertai liburan anak-anak adalah keharusan, bisa mengalahkan urusan kerjaan.

Lebih ngejabanin karir, berarti sudah siap dengan kekecewaan keluarga termasuk anak-anak. Misalnya, tak terlalu ambil pusing apa mereka kecewa atas acara liburan yang tiba-tiba batal karena motor keluarga masih harus suntuk di dunia kerja.

Liburan Di Rumah Sendiri


Inti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan.
Eiffel mengherankan?. Cobalah Anda berumah di menara itu. Saban hari bangun tidur... tidur lagi ya di menara di Paris itu. Bertahun-tahun. Pasti Anda yang ganti heran, mengapa jutaan manusia pada heran ke menara itu sampai mau-maunya datang berduyun-duyun?.
Inti wisata, termasuk wisata buat anak-anak yang sekarang lagi liburan, saya kira adalah ketidakbiasaan. Apa pun, sepanjang belum pernah Anda lakukan atau alami, mungkin itulah wisata.

Senin, 18 April 2011

Jakarta, Tanah Tandus Cintaku


Kita serumah dengan orang yang bernama “Jakarta”. Katakanlah kita kawin. Tak cerai-cerai jua. Berkali-kali kita pingin meninggalkan orang yang sialan dan bawaannya bikin marah serta bikin pusing itu. Tapi kita tak kunjung pisah.

Mungkin kita abadi serumah dengan “Jakarta” karena sudah tak punya pilihan lain. Ibarat bertahannya pernikahan pada umumnya. Bisa karena mempertahankan kumpul ama anak-anak. Bisa karena sharing harta. Bisa pula karena gengsi.

Tak Ada Salahnya Jadi Kaum Optimis


Saya dulu entah pas SD atau TK seneng main kaleng susu buat asyik-asyik sendiri. Biasanya kaleng-kaleng itu saya tengkurapkan dengan susunan persis kayak drum. Saya membayangkan diri seorang Muri, drummer Koes Plus. Saya nyanyikan lagu-lagu dari kelompok legendaris tersebut. Yang paling sering itu Kolam Susu.
...Orang bilang tanah kita tanah surga...
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman...
Belakangan saya baru sadar, ah suasana serba enak yang dilukiskan oleh Koes Plus itu jadi bumerang. Konon karena kesuburan alam yang kayak begitulah maka orang Indonesia jadi pemalas dan pada akhirnya gampang dijajah. Bandingkan dengan Jepang dan negara-negara di Eropa.

Kamis, 14 April 2011

Perempuan, Piring Terbang, UFO


Ponokawan Semar pernah berkata, "Tahukah kau pekerjaan paling sia-sia di muka bumi?. Itulah... memberi nasihat kepada orang-orang yang lagi jatuh cinta."

Dari pesan dewa Ismaya yang ngejawantah jadi Semar itu, saya sering ndak habis pikir. Kenapa kok nasihat pernikahan dituturkan justru pas manusia sudah dilanda cinta?. Lebih sering pesan-pesan malah diwedarkan saat pasangan sudah dalam taraf upacara pernikahan?.

Dalam kobaran api asmara, siapa pun tak akan sanggup berpikir bening. Semar benar. Masih menggebu-gebunya gairah menikah akan mengeruhkan pikiran jernih. Sangat percuma ngasih petunjuk buat orang-orang yang sudah ngebet pingin nikah.

Rabu, 13 April 2011

Masih Ngegosip Berarti Masih Peduli


Kearifan lokal yang menyebut bahwa seluruh omongan kita terekam di alam fana, tidak lenyap begitu saja, sebagian terbukti setelah muncul zaman facebook, twitter dan lain-lain dunia Luna Maya. Maksud saya dunia maya yang juga kerap dipakai oleh Luna bahkan pernah membuat kekasih Ariel itu repot menghadapi koalisi infotainment.
Ya, seluruh omongan kita tercatat. Sama dengan zaman Koes Plus, ABBA, Beatles... masa rambut gondrong belah pinggir dan celana gombrang dengan sisir di saku. Bedanya, pada era Bob Dylan dan kawan-kawan itu omongan kita ditranskrip oleh alam. Pada dekade Saiful Jamil ini tutur kata kita di-record oleh sistem informasi dan transaksi elektronik.

Jumat, 08 April 2011

Cukup dan Cantik, dan Cukup Cantik


Cantik tak ada ukuran pastinya. Cukup cantik juga kayak gitu. Tapi umumnya kita langsung sepakat apa seseorang memenuhi kaidah cantik, cukup cantik, atau belum masuk kriteria itu. 

Sampeyan lihat ada sekelompok manusia tampak berdebat kusir entah di kafe entah di mana?. Pasti gara-garanya bukan soal apakah seseorang cantik atau tidak.

Mungkin soal jumlah partai politik. Ada yang bilang cukup. Terlalu sedikit. Atau justru kurang banyak. Nanggung cuma di bawah angka 50.

Selasa, 05 April 2011

Fashion 'kan Cuma Soal Kontras


Setiap kali bicara fashion, kenangan saya sering seketika nempel pada Ibu Sawitri. Almarhumah adalah penari tradisional gaya Cirebon yang kerap tampil diundang banyak pihak di manca negara.

Mungkin karena dalam pertemuan pertama saya dengan beliau di Kota Udang itu, sepuluh tahunan lampau, ada perancang busana Samuel Wattimena. Insan fashion ini tertarik akan tari dan motif kostum orang “Cerbon”.

Tapi mungkin pula, fashion selalu menggotong saya ke almarhumah Sawitri karena, bagi saya, tari tradisional Cirebon-lah contoh paling bagus dalam mengajarkan kontras yang bisa dikaitkan dengan fashion.

Jumat, 01 April 2011

Cinta… Senyum… Harapan…


“Cinta sudah tentu tak bisa menghilangkan rasa takutmu. Tapi, tiap kali ketakutan itu datang, cinta akan sanggup membuatmu melupakan ketakutan itu.”

Ada yang lalu menanggapi syair tersebut, orang mau sarapan perlu duit. Harapan tidak bisa dipakai untuk membayar sarapan. Ya, tapi harapan kan setidaknya bisa menjadi tenaga buat tersenyum? Dengan tersenyum, bukankah daya tahan kita jadi lebih lama?.

Harapan menimbulkan senyum atau senyum membersitkan harapan? Ah, saya ndak ahli soal begituan. Tapi teman yang saya jumpai di Bandara Juanda, seorang motivator dan pengusaha liur lebah, bilang bahwa senyum juga dapat menerbitkan harapan. Apa pun, tahun depan kita tidak ingin kehilangan harapan. Tahun depan kita tidak ingin kehilangan senyum.